Setiap kepala bertugas menyimpan dan mencerna memori yang diterima empunya(baca:yang punya kepala).
Memori langsung masuk ke kepala tanpa diminta, bahkan tanpa permisi.
Sesuatu yang sudah terekam oleh otak,akan tersimpan secara otomatis sehingga kita bisa mengingatnya ketika dibutuhkan. Kadang memori tersimpan dengan baik, kadang tidak. Sebuah ketidak sempurnaan yang wajar.
Tapi ketika otak mulai penuh dan tak sejalan dengan pemikiran juga hati, akan menjadi semakin sulit bagi kepala untuk menyatukan mereka.
Banyak sekali hal-hal yang ingin diucapkan, tapi terhenti dan berputar-putar di kepala.
Kejadian ini sering membuat kepala merasa pusing, penat, dan penuh. Akibatnya susah tidur, tidak fokus(padahal banyak hal lain yang lebih penting untuk dipikirkan), bahkan depresi.
Akhirnya yang terjadi adalah sebuah emosi tidak stabil, dengan ekspresi yang berbeda-beda.
Ada tangisan, teriakan, mencari kambing hitam, bahkan ada tindakan yang lebih ekstrem.
Setelah emosi itu keluar, hati dan pikiran akan merasa lebih tenang namun hanya sementara. Selanjutnya akan merasa menyesal dan menyedihkan, karena suatu saat hal tersebut akan muncul lagi, dan bisa lebih parah jika kita tidak menyudahinya.
Salah satu caranya adalah dengan menyediakan Sebuah Tempat Untuk Kepala kita. Tempat itu bisa berupa sebuah tempat(dengan arti sebenarnya) atau media lain yang membuat kita merasa nyaman menggunakannya.
Setiap manusia yang merupakan makhluk sosial pasti butuh privasi, gunakan tempat itu sebagai privasi kamu.
Tulis atau rekam semua yang ada dikepalamu saat itu,tanpa harus orang lain tau apa maksudnya. Setelah puas alias plong dan merasa refresh, simpan baik-baik.
Ketika otak,pemikiran,dan hati sudah benar-benar damai, buka dan baca atau putar ulang uneg-unegmu tadi.
Coba lihat dari sisi lain, pasti kamu lebih bisa mengerti dan tau apa yang seharusnya kamu lakukan saat itu.
Dari situ kita bisa belajar INTROSPEKSI DIRI.
PS:
ketika kita lebih tenang
maka kita akan menjadi lebih kuat
dan akan muncul jalan keluar
untuk setiap masalah yang kita hadapi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar